MAKALAH
SANGGAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
“PEMBINAAN MAJALAH SEKOLAH”
Dosen Pengampu: Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 13
Umi Fitriatunisa 2019406403036
Ami Ulandari 2019406403067
Nindia Febriyanti 2019406403065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembinaan Majalah Sekolah”. Kemudian, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah menyampaikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan As-sunnah bagi seluruh umat manusia.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia ibu Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd. yang telah mengarahkan kami dalam menyusun makalah ini. Teri kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah member kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat memberikan manfaat secara optimal bagi diri penulis sendiri dan bagi para pembaca.
Pringsewu, 19 Maret 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................... i
KATA PENGANTAR...................................... ii
DAFTAR ISI................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................... 1
B. Rumusan Masalah................................... 2
C. Tujuan Pembahasan............................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Majalah sekolah................. 3
B. Ciri-Ciri Majalah Sekolah...................... 3
C. Fungsi Majalah Sekolah......................... 3
D. Manfaat Majalah Sekolah..................... 4
E Organisasi Majalah Sekolah................. 8
F. Langkah-langkah Dalam Membuat Majalah Sekolah.......................................... 11
G. Rubrik (materi) Dalam Majalah Sekolah......................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................. 14
B. Saran......................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat sehingga berdampak pada perilaku dan gaya hidup masyarakat. Selain itu, sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa berusaha untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Media massa menyediakan informasi yang di perlukan guna memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut, baik media cetak maupun media elektronika. Adapun peran spesifik media cetak dalam penyampaian informasi, diantaranya berkaitan dengan reading habit dan tradisi menulis. Majalah sebagai media cetak merupakan salah satu sumber informasi yang pada saat ini semakin populer di masyarakat. Majalah merupakan bagian dari pers yang membawa misi penerangan, pendidikan, dan hiburan. Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan dalam majalah bersifat permanen dan publik dapat mengatur tempo dalam membacanya, selain itu pula kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan sebagai bukti (Assegaff, 1980).
Media massa sebagai alat komunikasi telah memberikan kontribusi yang besar dalam peradaban manusia, tidak terkecuali bidang pendidikan, media massa dapat memicu seseorang untuk giat berprestasi, media massa mempopulerkan orang-orang yang sukses di bidangnya sehingga dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Kegiatan mengelola media massa juga bagian dari pendidikan karena itu pengelolaan media massa dapat dimulai dari sekolah.
Media massa di sekolah sebagai sarana penunjang siswa mengembangkan bakat dan kreatifitas seperti majalah dinding, bulletin, artikel dan mungkin juga majalah sekolah, karena itu kegiatan tersebut dikembangkan dalam rangka melatih kreatifitas siswa dan jiwa jurnalistik. Mengingat masih kurangnya bakat menulis di Indonesia baik di kalangan akademis mapun non akademis maka dirasa perlu untuk menumbuhkan bakat menulis sedini mungkin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud majalah sekolah?
2. Apa saja ciri-ciri majalah sekolah?
3. Apa fungsi majalah sekolah?
4. Apa saja manfaat majalah sekolah?
5. Siapa saja yang masuk ke dalam organisasi majalah sekolah?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam membuat majalah sekolah?
7. Apa saja rubrik (materi) dalam majalah sekolah?
8. Bagaimana contoh majalah sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui majalah sekolah?
2. Untuk mengetahui ciri-ciri majalah sekolah?
3. Untuk mengetahui fungsi majalah sekolah?
4. Untuk mengetahui manfaat majalah sekolah?
5. Untuk mengetahui organisasi majalah sekolah?
6. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam membuat majalah sekolah?
7. Untuk mengetahui rubrik (materi) dalam majalah sekolah?
8. Untuk mengetahui contoh majalah sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majalah Sekolah
Majalah sekolah adalah majalah yang diterbitkan oleh sekolah dan ditunjukkan pada khalayak internal, yaitu kepada siswa, guru, atau karyawan di sekolah. Keberadaan majalah sekolah sangat penting sebagai media penampung karya siswa sekaligus sebagai media komunikasi. Majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan rekreatif. Sebagai media yang bersifat informatif memiliki makna memberi informasi dan edukatif memiliki makna mendidik, majalah sekolah juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran sebagai media pembelajaran. Majalah sekolah sebagai media komunikasi yang menyajikan informasi secara dalam dan memiliki nilai aktualitas yang lebih lama dibandingkan dengan surat kabar dan tabloid, serta menampilkan gambar atau foto yang lebih banyak. Selain itu, halaman muka (cover) dan foto dalam majalah lebih memiliki daya tarik, dan ciri lainnya. Pengelola majalah sekolah adalah para siswa yang menjadi anggota redaksi atau aktif dalam proses produksi majalah sekolah, misalnya bagian printing, fotografer, kartunis, bagian sirkulasi, dan sebagainya.
B. Ciri-Ciri Majalah Sekolah
1. Majalah sekolah diterbitkan di lingkungan sekolah.
2. Upaya penerbitan majalah sekolah biasanya dikoordinasikan dalam satu sesi kegiatan ekstrakurikuler OSIS.
3. Sasaran utama pembaca majalah sekolah adalah siswa di lingkungan sekolah.
4. Dari segi pernyataan, majalah yang diterbitkan di lingkungan sekolah, isi pernyataannya lebih mengutamakan kepentingan publikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah.
5. Penampilan majalah sekolah tidak mengandung unsur SARA.
C. Fungsi Majalah Sekolah
1. Majalah Sekolah Sebagai Sarana Berekspresi dan Berkreasi Bagi Siswa
Dengan majalah sekolah, siswa berlatih untuk mengungkapkan gagasan yang dia tulis dalam bentuk artikel, cerita pendek, atau puisi. Selain itu, siswa juga berlatih untuk menulis sebuah laporan berdasarkan wawancara.
2. Melatih Berorganisasi dan Kerjasama di dalam Tim
Lazimnya sebuah majalah sekolah dikelola oleh beberapa orang di dalam sebuah tim yang dinamakan dengan redaksi. Dengan ikut terlibat di dalam pembuatan majalah sekolah, siswa akan berlatih untuk bekerja sama di dalam sebuah tim redaksi. Ini sangat penting dan bisa menjadi modal pengalaman yang berharga bagi siswa kelak pada masa mendatang.
3. Majalah Sekolah Bisa Menjadi Sarana Publikasi Sekolah yang Sangat Aktif
Majalah yang dikelola dengan serius atau professional akan menjadi sarana mengenalkan sekolah secara lebih luas dan efektif. Tak hanya bermanfaat bagi sekolah, para penulis yaitu guru maupun siswa juga akan lebih dikenal dengan menulis di sebuah majalah sekolah.
D. Manfaat Majalah Sekolah
1. Media Pemberdayaan Potensi Menulis
Manfaat majalah atau penerbitan sekolah sebagai media pemberdayaan potensi menulis. Setiap siswa mempunyai potensi, salah satunya adalah menulis. Hanya saja tidak semua siswa berkeinginan untuk mengasah potensi yang dimiliki. Potensi artinya kemampuan dasar yang masih tersembunyi. Kemampuan itu harus dikembangkan, dilatih, atau diasah agar menjadi kemampuan nyata. Begitu pula potensi menulis, potensi itu baru akan berkembang menjadi keterampilan menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan jika telah melalui serangkaian latihan seccara terus menerus.
Majalah sekolah merupakan salah satu wadah penyalur minat untuk mengasah potensi menulis. Mereka yang berminat dalam dunia tulis menulis dapat mengirim tulisan ke media yang sudah ada, misalnya majalah. Akan tetapi, ada hal lain yang tidak dapat diperoleh dari penerbitan-penerbitan media sekolah. Namun, ketika menjadi salah satu pengolah penerbitan sekolah, seorang siswa akan memiliki ruang yang lebih leluasa untuk mengembangkan kreativitas. Sehingga dapat menentukan materi dan jenis tulisan, serta gaya penulisan dengan tidak lagi bergantung pada dewan redaksi penerbitan lain.
Selain itu, penerbitan sekolah lebih dekat dengan realitas kita sehari-hari. Dengan menulis berita seputar peristiwa sekolah, tentang teman, atau tentang guru. Begitu juga dalam menulis artikel seorang siswa dapat mengangkat problem nyata yang langsung menyentuh masalah-masalah di sekolah dan penerbitan sekolah memungkinkan untuk mengangkat tema tulisan dengan muatan local yang sangat kental. Dengan adanya media sekolah, para siswa yang berminat menjadi penulis, akan memiliki peluang besar tulisannya terakumulasi.
Dengan adanya penerbitan sekolah, kemungkinan bibit-bibit tersebut akan memiliki ruang untuk tumbuh, belajar dan mengasah keterampilan sehingga suatu saat mampu bersaing di media yang kompetitif.
2. Penyalur Aspirasi
Majalah sekolah juga berperan sebagai penyalur aspirasi. Misalkan seorang siswa melihat pengelolaan perpustakaan yang kurang professional di sekolah, maka sebagai pengelola majalah sekolah dapat menulis artikel tentang peran penting perpustakaan sebagai pelayan kebutuhan pustaka bagi siswa dan guru dalam konteks pembelajaran berbasis kompetensi. Sebuah aspirasi memang dapat dilakukan secara lisan, namun aspirasi itu akan efektif diterima apabila disampaikan dengan tulisan. Melalui tulisan, pikiran dapat tersampaikan dengan bahasa yang sistematis, teratur, dan menyeluruh.
Selain itu, dengan tulisan juga memungkinkan siswa dapat mengungkapkan suatu kritikan dengan bahasa yang halus dan menyentuh bahkan dengan bahasa sindiran, misalkan anekdot atau kartun. Jika majalah sekolah dapat memainkan peran sebagai penyalur aspirasi segenap warga sekolah, memungkinkan tidak akan ada lagi aksi corat-coret di dinding kelas atau bangku. Tidak ada lagi umpatan-umpatan kotor di dinding kamar kecil, karena semua pemikiran akan tersalur melalui yang semestinya dan pihak yang bersangkutan juga akan menangkapnya sebagai sebuah pesan secara efektif.
3. Media Komunikasi
Sekolah dapat dikatakan sebuah sistem, di dalamnya terdapat guru, siswa, karyawan, kepala sekolah, pembantu kepala sekolah atau wakil kepala sekolah serta secara tidak langsung orang tua atau wali murid. Sebagai sebuah sistem, segenap unsur yang ada di sekolah harus memainkan fungsi masing-masing secara sinergis, saling mengisi, dan tidak saling kontradiksi. Artinya, setiap komponen harus berjalan berdasarkan satu visi-misi, satu cita-cita dan sattu tujuan, yakni meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Agar semua unsur tersebut saling terkait dalam satu visi-misi, satu cita-cita, satu tujuan, mereka harus saling berkomunikasi. Majalah sekolah dapat berperan sebagai media komunikasi yang bersifat missal, efisien, menyeluruh, praktis, dan multiarah.
4. Media Pembelajaran Berbasis Baca-Tulis
Pembelajaran akan efektif, apabila siswa menyediakan waktu yang memadai untuk berpikir mandiri. Kongkritnya, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan banyak membaca dan menuliskan hasil pemahaman atau hasil bacaannya dalam bentuk tulisan. Sebagai pembelajaran baca-tulis yaitu pembelajaran yang dimulai dengan menuliskan makna yang telah dipahami dalam bentuk karya tulis.
Dalam konsep ini, belajar tidak cukup hanya dengan mendengarkan penjelasan guru, lalu mencatat dan menghafalkan. Perjuampaan dengan guru harus ditindaklanjuti dengan kemauan melakukan eksplorasi, membaca masalah-masalah di sekitar, membaca buku dan yang tidak kalah pentingnya adalah menuliskan hasilnya dalam bentuk publikasi. Majalah sekolah berperan penting dalam member ruang kepada siswa untuk mempublikasikan pikiran-pikirannya sebagai reaksi atas segala hal yang telah dibaca dan dipahami.
5. Media Belajar Organisasi
Bagi pengelola majalah sekolah, terutama tim dewan redaksi, kegiatan penerbitan majalah sekolah merupakan media untuk belajar berorganisasi dengan pendekatan praktik. Mereka dapat belajar cara-cara membuat perencanaan (planning), mengidentifikasi tugas-tugas dan mengorganisasikannya (organizing), membagi tugas-tugas (distributing), dan mengevaluasi ketercapaian tujuan dari kegiatan (evaluating). Semua itu merupakan kemampuan seorang manajer sebuah organisasi.
6. Penyemai Demokrasi
Sejak diberlakukan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kini setiap sekolah boleh dan memang harus mengatur segala proses pendidikan di sekolah masing-masing secara mandiri. Artinya, harus ada mekanisme, demokrasi, transparansi (keterbukaan). Apabila konsep ini diterapkan segenap warga sekolah harus terlibat dalam keseluruhan pengambilan kebijakan sekolah.
Majalah sekolah berperan sebagai media control terhadap gejala-gejala penyimpangan terhadap mekanisme demokrasi. Melalui media sekolah, orang tua, guru, dan siswa bisa saling “berteriak” saat rambu-rambu kesepakatan dilanggar. Bila melalui artikel, juga melalui surat pembaca dan yang lainnya. Selain itu, media sekolah bisa memerankan diri sebagai pembentuk opini massa. Pada saat kegiatan ekstrakurikuler kurang mendapat perhatian dari manajemen sekolah, misalkan dengan membuat laporan utama tentang pendapat para siswa dan guru yang menekankan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler.
Apabila fungsi ini dilaksanakan dengan baik, majalah sekolah bisa menempatkan posisi sebagai salah satu pilar demokrasi. Dampak bagi siswa juga akan sangat berharga, yakni diperolehnya pengalaman nyata tentang bagaimana menyampaikan pikiran dalam suatu sistem demokratis dengan cara konstruktif dan bermartabat.
7. Media Promosi
Penerbitan majalah sekolah salah satunya yaitu majalah sekolah merupakan gambaran dari aktivitas, kebijakan, dan pemikiran yang berkembang di suatu sekolah. Sekolah yang sistemnya bagus dengan pemikiran guru dan siswa yang kritis dan cerdas dapat terbaca dalam sebuah penerbitan. Dengan begitu sekolah tersebut secara otomatis akan terpromosikan. Tanpa iklan, tanpa poster di pinggir jalan, masyarakat akan bisa mengetahui sejauh mana kualitas, artinya majalah sekolah sekaligus dapat berfungsi sebagai media promosi sekolah.
E. Organisasi Majalah Sekolah
1. Pelindung
Pelindung biasanya adalah kepala sekolah. Dalam pelaksanaan, memang kepala sekolah tidak banyak terlibat secara teknis dalam keredaksian, tapi perannya tidak bisa ditinggalkan. Dalam hal ini, tercantumnya kepala sekolah dalam susunan dewan redaksi merupakan legitimasi bagi keabsahan penerbitan sekolah. Dapat juga dikatakan, dengan tercantumnya kepala sekolah, berarti penerbitan tersebut legal sebagai bagian dari kebijakan sekolah. Tentu saja, ini berkaitan dengan sistem pendanaan.
Sistem pendanaan penerbitan sekolah tentu tidak lepas dari kebijakan kepala sekolah, biasanya, sumber dana berasal dari siswa yang ditarik bersama-sama dengan uang SPP. Untuk bisa melaksanakan mekanisme ini, tentu dibutuhkan kebijakan kepala sekolah. Di sinilah posisi kepala sekolah sebagai pelindung terlihat begitu strategis.
Selain dalam hal sistem pendanaan, fungsi kepala sekolah sebagai pelindung juga berkaitan dengan pertanggungjawaban terhadap isi penerbitan. Meski secara real pemimpin redaksi yang bertanggung jawab dalam hal isi atau materi penerbitan, kepala sekolah sebagai pelindung juga mendapatkan beban pertanggungjawaban secara psikologis, terutama dalam hubungannya dengan pihak luar
2. Pengarah
Pengarah bisa diisi dengan wakil kepala sekolah dan guru pembimbing. Dalam hal ini, jumlah pengarah tidak ada batasan. Bisa saja semua wakil kepala sekolah (kurikulum, kesiswaan, sara dan humas) diikutkan semua, bisa juga cukup waksek kesiswaan dan seorang pembimbing. Kalau tujuannya untuk memperkuat legitimasi, ikutkan saja semua wakasek. Tapi kalau tujuannya untuk efisiensi, pengarah cukup terdiri dari wakasek kesiswaan dan satu pembimbing. Memang tidak ada aturan baku dalam hal ini.
Pengarah ini relative lebih fungsional dalam proses penerbitan ketimbang pelindung. Dalam rapat-rapat rutin menjelangg penerbitan, pengarah diharapkan terlibat secara intensif. Di sinilah pengarah dapat memberikan usulan tema atau setidaknya turut menyetujui usulan topic yang akan diangkat. Pengarah juga harus berperan dalam memberikan rambu-rambu dari isi penerbitan.
Fungsi pengarah bukan untuk membatasi atau mematikan kreativitas, ataupun untuk membatasi kebebasan berekspresi. Pengarah hanya memberikan arahan global yang tetap memberikan keleluasan kepada siswa untuk berekspresi dalam lingkaran batas norma-norma yang ada, terutama dalam konteks sekolah sebagai lingkungan pendidikan.
3. Pemimpin Redaksi
Pemimpin redaksi dapat dikatakan sebagai kunci terpenting dari kunci-kunci penting lainnya. Pemimpin redaksi inilah coordinator operasional dalam penerbitan. Wilayah operasinya sangat luas. Ia harus mampu menangkap arahan dan usulan dari pelindung dan pengarah sekaligus menjabarkannya dalam kebijakan-kebijakan nyata. Dialah yang memimpin rapat-rapat redaksi, membuat kesimpulan-kesimpulan dan memimpin pelaksanaannya.
4. Redaktur Pelaksana (Redpel)
Siswa yang menjadi redpel bertanggungjawab terhadap mekanisme kerja redaksi. Ia membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan. Ia juga harus bisa mengatur dengan baik ritme kerja di bawahnya, yakni para reporter sekolah yang bertugas untuk mencari berita dan narasumber. Ia mengoordinasikan alur perjalanan naskah dari reporter sampai ke tata letak (lay out). Ibaratnya, dialah yang menyupervisi kerja reporter atau wartawan sekolah.
5. Reporter
Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh siswa-siswi yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah mencari berita menarik yang terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu. Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
6. Editor
Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubric tertentu menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami.
7. Tenaga Desain dan Tata Letak (layouter)
Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program Adobe Photoshop, Adobe Indesign, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.
8. Bagian Bisnis
Para murid yang bertugas di divisi ini memiliki tanggung jawab untuk menjalankan roda iklan, promosi, pemasaran, dan sirkulasi. Keberadaan divisi bisnis ini juga sangat penting. Keberlangsungan sebuah penerbitan majalah sekolah juga berada pada sukses atau tidaknya tim bagian/divisi bisnis dalam menjalankan tugasnya. Misalnya, mereka bisa menjaring iklan dari sponsor tertentu atau alumni dan dananya bisa dipakai untuk biaya penerbitan sekolah. Merekalah yang bertugas mencari sumber dana untuk penerbitan majalah sekolah. Mengingat pentingnya bagian ini, biasanya ada pelatihan khusus manajemen bagi anggotanya.
F. Langkah-langkah Dalam Membuat Majalah Sekolah
1. Membentuk Tim Redaksi
Dibutuhkan beberapa orang di dalam sebuah redaksi. Orang-orang di dalam redaksi inilah yang akan siap bekerja keras untuk mewujudkan majalah sekolah. Merekalah yang akan bertanggungjawab untuk menerbitkan majalah sekolah, termasuk menentukan focus/tema dalam setiap penerbitan majalah sekolah tersebut.
Biasanya tim redaksi terdiri atas:
- Pemimpin redaksi
- Sekretaris redaksi
- Bendahara redaksi
- Editor
- Koordinator liputan
- Koordinator non liputan
- Reporter
- Illustrator
- Penata letak (Lay-outer)
Susunan di atas tidak bersifat mutlak. Susunan di atas bisa bertambah maupun berkurang. Semuanya tergantung pada kebutuhan redaksi. Misalnya, ada kalanya kita tidak memerlukan adanya illustrator dan layouter karena keduanya digarap oleh pihak percetakan/penerbitan.
2. Menentukan Rubrik Majalah
Kita bebas menentukan rubrik yang akan ditampilkan pada setiap terbitan majalah kita. Rubrik-rubrik tersebut disesuaikan dengan kebutuhan majalah.
Beberapa rubrik tertentu juga bisa ditampilkan sebagai ciri khusus yang khas dari majalah kita. Oleh sebab itu, nama rubrik bisa kita buat dengan nama yang unik. Misalnya, ruik Arena Kecil (ini sebuah rubrik di Majalah Bobo yang memuat tulisan-tulisan pengalaman dari anak-anak).
3. Menentukan Dead Line
Dead line adalah tenggat atau batas waktu, meliputi batas waktu pengumpulan naskah, target selesai editing, maupun selesai proses tata letak dan cetak. Tenggat atau batas waktu ini bisa juga diartikan dengan pembuatan schedule atau rangkaian jadwal kerja untuk penerbitan majalah. Dead line ini harus dipatuhi atau dilaksanakan dengan baik oleh segenap redaksi bila memang betul-betul menginginkan majalah sekolah itu terbit tepat waktu. Sebenarnya ini masalah kedisiplinan, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, inilah yang sering menghambat proses penerbitan majalah sekolah.
G. Rubrik (materi) Dalam Majalah Sekolah
Beberapa rubrik untuk majalah sekolah antara lain:
1. Laporan utama atau fokus utama
Misalnya bersiap menghadapi Ujian Nasional.
2. Berita
Berisi kegiatan-kegiatan di sekolah seperti peringatan hari kemerdekaan indonesia, hari guru, seminar, dan lain-lain.
3. Artikel atau kolom
Bisa diisi oleh guru dengan tema bebas. Bisa sesuai dengan focus utaa, maupun tema lainnya.
4. Wawancara
Misalnya wawancara dengan kepala dinas terkait dengan persiapan ujian nasional.
5. Profil tokoh inspiratif
Bisa diisi dengan guru atau siswa yang berprestasi di sekolah. Siapa pun yang bisa menjadi inspirasi dapat ditampilkan di rubrik ini.
6. Fiksi berupa cerita pendek dan puisi
Rubik ini memberi kesempatan yang luas bagi para siswa untuk unjuk karya.
7. Komik atau gambar seri
Salah satu aktivitas favorit siswa adalah menggambar. Dalam hal ini halaman majalah sekolah berisi gambar yang sesuai dengan judul majalah yang dibuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Majalah sekolah adalah majalah yang diterbitkan oleh sekolah dan ditunjukkan pada khalayak internal, yaitu kepada siswa, guru, atau karyawan di sekolah. Majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan rekreatif. Sebagai media yang bersifat informatif memiliki makna memberi informasi dan edukatif memiliki makna mendidik, majalah sekolah juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran sebagai media pembelajaran.
Fungsi majalah sekolah: majalah sekolah sebagai sarana berekspresi dan berkreasi bagi siswa, melatih berorganisasi dan kerjasama di dalam tim, majalah sekolah bisa menjadi sarana publikasi sekolah yang sangat aktif. Manfaat majalah sekolah: media pemberdayaan potensi menulis, penyalur aspirasi, media komunikasi, media pembelajaran berbasis baca-tulis, media belajar organisasi, penyemai demokrasi, media promosi.
Organisasi majalah sekolah: pelindung, pengarah, pimpinan redaksi, redaktur pelaksana, reporter, editor, tenaga desain dan tata letak, bagian bisnis. Langkah-langkah dalam membuat majalah sekolah: membentuk tim redaksi, menentukan rubrik majalah, menentukan dead line. Rubrik (materi) dalam majalah sekolah: laporan utama atau fokus utama, berita, artikel atau kolom, wawancara, profil tokoh inspiratif, fiksi berupa cerita pendek dan puisi, komik atau gambar seri.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyoto. 2012. Hari Gini Gak Punya Majalah Sekolah? Bikin Yuk. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Hayuningrum, Wulan. 2012. Makalah Pembinaan Majalah Sekolah. Online. (diakses dari https://www.scribd.com/document/502413755/MAKALAH-PEMBINAAN- MAJALAH-SEKOLAH, pada 18 Maret 2022)
ana.ozen.blogspot.com. 2017. Kumpulan Makalah. Online. (diakses dari http://anaozen.blogspot.com/2017/10/penerbitansekolah-makalah-ini disusun.html?m=1, pada 20 Maret 2022)
Budi Wahyudi, Agus. 2016. Manajemen Majalah Sekolah Kelas A. Online. (diakses dari http://budiyuks.blogspot.com/2016/09/tugas-manajemen-majalah-sekolah- kelas-b.html?m=1, pada 20 Maret 2022)